Archive for Januari 2016

Syair kesepian


.



Diterpa dinginnya malam
Berkawan longlongan serigala kejam
Berpijak di lahan tandus yang suram
Masih menunggu kedatangan mu pendiam

Berjuta mimpi dan harapan
Tak pernah bermohon sehelai uluran tangan
Biarkan mati digerogoti kesepian
Yang perlahan semakin menyakitkan

Disaksikan ombak-ombak yang bergulung
Ditonton jutaan pasang mata burung
Dengan mulut yang dipasung
Dengarkan! Dengarkan kata kata ku yang mengantung

Jika pelangi tak lagi berwarna
Ketika para bidadari telah kembali ke Nirwana
Dan sinar mentari telah sirna
Saat itulah kau kan sadar





Puisi


.

Dalam dekapan rindu



Lautan tercipta dari bulir air hujan

Pohon besar ada karena setitik biji kecil

Dan kau tahu dari apa selimut besar disekeliling ku?

Ia tercipta dari kehalusan kehalusan rinduku akan mu

Yang menancap kuat dalam relung perasaan

Berharap menuntunmu kembali pulang

Tak bicarakah, tetes air mata ini

Sudah ratusan purnama aku menantimu

Membuang semua yang ku punya sia-sia

Namun pernahkah kau menyentuhnya?

Merangkul balik gelisah yang kucipta

-Dini Larasati-

Puisi


.

Kisah Kusir dan Kuda
.
Setiap kusir memecut kudanya,
Dengan harapan si kuda bisa berlari lebih kencang.
Iya pun memecutnya dengan keras,
Pengharapannya berbicara agar si kuda lebih baik.
Namun bagaimana jika ceritanya berbelok dari alur yang direncanakan?
Bukan sekadar kecepatan yang lebih baik yang hadir
Namun, semata-mata untuk menghembuskan nafasnya pun sulit
Kuda yang tak kuat mendapat  Lecutan keras bukan melesat cepat,
Melainkan ia mati.
Bersama kenangannya akan si kusir.
Impian yang baik pun menjelma menjadi kelabu.
.
.
.
Tapi tunggu dulu, kisah ini tak berhenti sampai disitu.
Ternyata kuda masih hidup.
Hidup di dunia lain yang sangat menawan.
Orang awam menyebutnya surga.
Dan ia hidup kekal bahagia di sana.
Berkat pecutan Sais nya.
.
T.A.M.A.T.

-Dini Larasati-